DASAR DASAR PERENCANAAN PERKERASAN JALAN RAYA
Salah satu bahagian
program pemerintah adalah pembangunan jalan raya, sehingga jalan yang dibangun
dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada pemaakai jalan raya sesuai
dengan fungsinya (Dept PU H al I 1978 )
Pengertian jalan raya
adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu tempat
ketempat yang lainya. Arti lintasan menyangkut jalur tanah yang di
perkuat, dan arti lalulintas menyangkut semua benda dan makluk yang lewat
dijalan tersebut.
Langkah langkah perencanaan tebal
perkerasan lentur yatu :
a.
Metode analisa komponen.
b.
Metoda bengkelman beam.
Macam macam penggunaan perencanaan yaitu
:
- Perkerasan jalan baru (new ontruction)
- Perencanaan perkuatan jalan lama (lapisan tambahan / overlay)
- Perencanaan kontruksi bertahap (stage countruction)
A. Penggolongan jalan.
Dari sejarah jalan dapat digolongkan
sebagai berikut :
1. Sesuai pelayanan yang didasarkan atas :
a. Sarana social dan
ekonomi (jalan ekonomi)
b. Prasarana politik dan militer (jalan
startegi)
2. Sesuai dengan pengawasan seperti :
a. Jalan desa
b. Jalan kabupaten kota
c. Jalan propinsi yaitu
jalan yang menghubungkan seluruh kota kota dalam propinsi yang bersangkutan
d. Jalan negara yaitu jalan yang
menghubungkan ibukota2 propinsi.
B. Klasifikasi jalan
1. Jalan skunder yaitu jalan yang
menghubungkan kekota kabupaten
2. Jalan primer yatu jalan yang menghubungkan
kekota besar
Berdasarkan fungsinya jalan dibagi atas
empat macam yaitu:
1. jalan arteri
: jalan
akses yang dibatasi secara efesien yang jarak jauh dengan kecepatan 60-80km jam
2. jalan
koektor : jalan akses yang dibatasi
untuk jarak sedang dengan kecepatan 40-60km/jam
3. jalan local : jalan akses tidak
dibatasi untuk jarak pendek dengan kecepatan 20-40km/jam.
4. Jalan tol :
jalan akses yang dibatasi dengan jarak pendek dengan kecepatan 80-120km/jam
C. Volume dan sifat lalulintas
1. Perkerasan jalan.
Menentukan tebal perkerasan jalan yang
akan diuraikan adalah disini adalah untuk menentukan data untuk menentukan
tebal perkerasan jalan raya.
a. Lalu lintas
1. Kenyataan hasil perhitungan lalu lintas
(traficcounts) yang di catat oleh petugas jembatan timbang.
2. Perkembangan lalu lintas sesuia dengan
kondisi dan pontensi social ekonomi daerah yang bersangkutan.
3. Long range planning yaitu perencanaan
jangka panjang.
b. Umur rencana
Umur rencana perkerasan jalan
ditentukan tidak terlepas dari pertimbngan2 lalu lintas nilai
ekonomis dari jalan yang bersangkutan, agar segala sesuartu menjadi
seimbabng baik kegunaan dan pembiyaan.
c. Tanah dasar dan
matrial
Tanah dasar dan matrial yang akan
menjadi bagian dari kontruksi perkerasaan, besarnya rencana didasarkan pada
hasil dari penilaaian survey, dan penelitian di laboratorium.
d. Pemeliharaan
- Perbaikan drainase agar tetap lancer
- Pemeliharaan permukaan jalan agar tetap stabil
- Pemeliharaan permukaan jalan dengan menambah lapisan haus,lapisan perata.
- Menutup lobang lobang stempat.
2. Istilah dalam
pekerjaan jalan
a. Jalur rencana adalah
jalur lalulintas dari suatu system jalan raya, yang menampung lalu lintas
besar.
b. Umur rencana (UR) adalah jumlah waktu
dalam satu tahun dirancang dari dimulai dibukanya jalan raya yang baru
sampai pada saat diberlakukanya perbaikan jalan.
c. Indect permukaan (IP)adalah
suatu angka yang menyatakan kehalusan serta kekokohan permukaan jalan
yang bertalian dengan tingkat pelayanan lalu lintas yang lewat.
d. Jumlah lalu lintas harian rata2 (LHR)
adalah
. Angka ekivalen adalah angka dari suatu beban as kendaraan yang menyatakan
jumlah dari lalu llintas, yang akan menyebabkan drajat krusakan.
f. Lintas ekivalen
pertama (LEP) jumlah lintasan ekivalen harian pada jalur rencana
g. Lintas ekivalen rencana (LER) yaitu
jumlah lintas ekivalen harian rata rata dari as tunggal seberat 8.2
ton pada jalur rencana yang diduga terjadi selama umur rencana.
h. Factor regional (FR) factor stempat yang
berhubungan dengan iklim hujan kondisi ini berpengaruh terhadap daya dukung
tanah
i. Daya dukung tanah
(DDT) suatu skala yang dipakai dalam nomogram penetapan tebal perkerasan untuk
menyatakan kekuatan tanah dasar.
j. Indeks tebal perkerasan
(ITP) adalah indeks tebal perkerasan adalah suatu angka yang berhubungan
penentuan tebal perkerasaan.
D. Bagian bagian perkerasan jalan
Bagian
perkerasan jalan umumnya meliputi : lapis pondasi bawah (sub base course ),
lapis pondasi (base course), dan lapisan perkerasan permukaan (surface course)
. Tanah dasar (sub
grade)
Kekuatan dan keawetan konstruksi
perkersaan jalan sangat tergantung dari sifat2 dan daya tukung tanah dasar.
Umumnya persoalan yang menyangkkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
a. Perubahan bentuk tetap
(deformasi permanen) dari macam tanah tertentu akibat beban lalu lintas.
b. Sifat mengembang dan menyusut dari tanah
tertentu akibat beban lalulintas.
c. Daya dukung tanah yang
tidak merata dan sukar ditentukan akibat perubahan kadar air.
d. Lendutan dan lendutan balik selama dan
sesudah pembebanan lalulintas dari macam2 tertentu
e. Tambahan pemadatan
akibat pembebanan lalu lintas dan penurunan akibat kannya, yaitu tanah
berbutitr kasar (granula soil) yang tidak dipadatkan secara baik pada
pelaksanaan.
Jenis- jenis tanah:
- Tanah Liat Koloidal (Colloid)
Bentuk butir- butir tanah liat koloidal
itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin. Besar butir- butirnya kurang dari
1µ (µ dibaca mikron ;1 µ =1/1000 mm). Butir- butirnya diselimuti oleh suatu
selaput air. Gaya adhesi tanah liat koloidal terhadap air itu besar sekali.
- Tanah liat biasa (clay)
Bentuk butir- butir tanah liat biasa itu
bulat dan mempunyai permukaan yang licin. Besar butir- butirnya antara 1 µ dan
5 µ. Gaya Adhesi tanah liat biasa terhadap air itu tidak seberapa besar.
- Tanah lumpur (silt)
Bentuk butir- butir tanah lumpur itu
bulat dan mempunyai permukaan yang agak kasar. Besar butir- butirnya antara 5 µ
dan 50 µ gaya adhesi tanah lumpur terhadap air itu kecil sekali.
- Pasir halus (fine sand)
Bentuk butir- butir pasir halus itu
tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar. Besar butir- butirnya antara 50
µ dan 200 µ. Tidak ada gaya adhesi antara butir- butir pasir halus dan air.
- Pasir Kasar (Coarse sand)
Bentuk butir- butir pasir halus itu
tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar dan tajam. Besar butir- butirnya
antara 200 µ dan 2 mm. tidak ada gaya adhesi antar butir- butir pasir kasar dan
air.
- Kerikil (gravel)
Bentuk butir- butir kerikil itu
bermacam- macam ada yang bulat, bulat telur dan ada yang pipih. Besar butir-
butirnya lebih dari 2 mm.
2. Lapis pondasi bawah
(subbase)
Fungsi pondasi bawah antara lain:
a. Sebagai bagian dari kontruksi
perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan beban ke roda.
b. Mencapai efesiensi penggunaan matrial
yang relative murah agar lapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnnya .
c. Untuk mencegah tanah
dasar masuk kedalam lapisan pondasi.
d. Sebagai lapisan pertama agar pelaksanaan
dapat berjalan dengan lancer.
Hal ini sehubungan
dengan terlalu lemahnya daya dukung tanah dasar terhadap roda roda alat besar
atau karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera meutup tanah dasar, dari
pengaruh cuaca.bermacam macam tipe tanah stempat (CBR >20%, PI 10%) yang
relative lebih baik dari tanah dasar yang dapat digunakan sebagai bahan pondasi
bawah. Campuran campuran tanah setempat dengan kapur atou semen Portland dalam
beberapa hal sangat dianjurkan, agar dapat batuan yang efektif terhadap
kestabilan konstruksi perkerasan.
Ditinjau dari asal kejadiannya agregat/
batuan dapat dibedakan :
- Batuan beku
Batuan yang berasal dari magma yang
mendingin dan membeku. Dibedakan atas, batuan beku luar (extrusive igneous
rock) dan batuan beku dalam (intrusive igneous rock).
- Batuan
sedimen
Sedimen berasal dari campuran partikel
mineral, sisa- sisa hewan dan tanaman.
Berdasarkan cara pembentukannya batuan
sedimen dapat ddibedakan atas:
- Batuan sedimen yang dibentuk secara mekanik seperti breksi, konglomerat,
batu pasir dan batu lempung. Batuan ini banyak mengandung silica.
- Batuan sedimen yang di bentuk secara organis seperti batu gamping,
batu-bara, opal.
-
Batuan sedimen yang dibentuk secara kimiawi seperti batu gamping, garam, gips
dan flint.
- Batuan
metamorf
Berasal dari batuan sedimen ataupun
batuan beku yang mengalami proses perubahan bentuk akibat adanya perubahan
tekanan temperature dari kulit bumi.
Berdasarkan proses pengolahannya.
- Agregat alam
Agregat yang dapat dipergunakan
sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit proses pengolahan, dinamakan
agregat alam.
Dua bentuk agregat alam yang sering
dipergunakan yaitu: kerikil dan pasir.
Kerikil adalah agregat dengan ukuran
partikel >¼ inch (6,35 mm), Pasir adalah agregat dengan ukuran partikel <
¼ inch tetapi lebih besar dari 0,075 mm (saringan no.200).
- Agregat yang
melalui proses pengolahan
Digunung- gunung atau di bukit- bukit
sering ditemui agregat masih berbentuk batu gunung sehingga diperlukan proses
pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat konstruksi
perkerasan jalan.
Agregat ini harus melalui proses
pemecahan terlebih dahulu supaya diperoleh:
- Bentuk partikel bersudut diusahakan berbentuk kubus.
- Permukaan partikel kasar sehingga mempunyai gesekan yang baik.
- Gradasi sesuai yang diinginkan.
Proses pemecahan agregat sebaiknya
menggunakan mesin pemecah batu (Crusher stone) sehingga ukuran partikel yang
dihasilkan dapat terkontrol sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
- Agregat
buatan
Agregat yang merupakan mineral filler/
pengisi (partikel dengan ukuran <0,075>
3. Lapis pondasi (base)
Fungsi lapisan antara lain :
a. Sebagai bagian perkerasaan
yang menahan beban roda
b. Ssebagai perletakan terhadap lapis
pemukaan
Bahan bahan untuk
lapis pondasi pada umumnya harus cukup kuat dan awet sehingga dapat menahan
beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan untuk dugunakan sebagai bahan pondasi,
hendakanya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan sebaik baiknya sehubungan
dengan persyaratan teknik.
4. Lapisan pondasi
permukaan (surface)
Fungsi lapis permukaan antara lain ;
a. Sebagai bahan
perkerasan untuk menahan beban roda
b. Sebagai lapisan rapat air untuk
melindungi badan jalan dari kerusaakan cuaca.
c. Sebagai lapisan aus
(wearing course)
Bahan untuk lapis
permukaan umumnya adalah sama dengan bahan untuk lapis pondasi, dengan
oersyaratan yang lebih tinggi. Penggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan
bersifat kedap air,sedangkan sendiri aspal memberikan bantuan tegangan
tarik, yang berarti menambah daya dukung lapisan terhadap beban roda lalu
lintas. Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu dipertimbangkan kegunaanya,
umur rencana serta pentahapan kontruksi, agar dicapai mamfaat yang sebesar
besarnya dari biaya yang dikeluarkan.
Aspal didefinisikan
sebagai material berwarna hitam atau coklat tua,pad temperature ruang berbentuk
padat sampai agak padat.jika dipanaskan sampai suatu temperature tertentu aspal
dapat menjadi lunak atau cair sehingga dapat membungkus partikel agregat pada
waktu pembuatan aspal beton atau dapat masuk kedalam pori-pori yang ada pada
penyemprotan atau penyiraman pada kekerasan macadam ataupun peleburan.Jika
temperature mulai turun,aspal akan mengeras dan mengikat agregat pada rempatnya
(sifat termoplastis).
Jenis Aspal:
Berdasarkan cara
diperolehnya aspal dapat dibedakan atas :
1. Aspal alam,dapat
dibedakan atas
- Aspal gunung (rock
asphalt),contoh aspal dari pulau beton
- Aspal danau (lake
asphalt) contoh aspal dari Bermudez,Trinidad.
2. Aspal buatan
- Aspal minyak
merupakan hasil penyulingan minyak bumi
- Tar,merupakan hasil
penyulingan batubara tidak umum digunakan untuk perkerasan jalan kara lebih
cepat mengeras,peka terhadap perubahan temperature dan beracun.
Sifat aspal
Aspal yang digunakan
pada konsturksi perkersan jalan berfungsi sebagai :
1. Bahan
pengikat,member ikatanyang kuat antara aspal dan agregat dan antara aspal itu sendiri
2. Bahan pengisi
mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada dari agregat
itu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar